Selasa, 03 Januari 2017

Lakukan 4 Teknik Menulis Buku Nonfiksi Ini sebelum ke Penerbit Buku

teknik menulis

Semua orang bisa melakukan teknik menulis. Tetapi, tak semuanya mau dan ingin tahu teknik menulis, apalagi sampai diterbitkan penerbit buku.

Teknik menulis buku nonfiksi terlihat berbeda dengan buku fiksi mulai dari cara penyajian materi dalam buku, penulisan paragraf, penggunaan kata, data pendukung, pencantuman indeks, sampai dengan penulisan daftar pustaka. Penulisan buku nonfiksi memang memiliki rincian yang harus diperhatikan agar naskah buku kita layak diterbitkan oleh penerbit buku. Berikut teknik menulis buku nonfiksi menurut Kinoysan (44, 2016).

Ada yang begitu mahir menulis karena kebiasan, ada pula yang memahami mengenai teknik menulis tapi masih memiliki banyak alasan untuk mulai menulis. Menulis selain karena terbiasa juga perlu diimbangi dengan pengetahuan yang baik terkait dengan teknik menulis, sehingga tulisan dapat diterbitkan melalui penerbit buku. Sedikit berbeda dengan buku fiksi yang lebih ekspresif, dalam penulisan buku nonfiksi terdapat beberapa rincian yang perlu diperhatikan.

1. Membagi Subbab Menjadi Beberapa Paragraf
            Gagasan dalam buku disusun dalam paragraf demi paragraf sehingga membentuk kesatuan yang utuh. Tiap paragraf terdiri dari beberapa kalimat  yang sebaiknya tidak terlalu panjang. Cukup 8-10 kalimat untuk setiap paragrafnya.  Jenis paragraf pun bermacam-macam, yang dapat kita gunakan sesuai dengan keperluan dalam penulisan. Jenis paragraf yang ada tidak perlu kita gunakan semuanya dalam menulis buku nonfiksi. Kita dapat memilih jenis paragraf seperti apa yang sesuai dengan tetap memerhatikan efektivitas kalimat. Hal yang harus diingat dalam proses menulis naskah adalah kita sedang menulis buku nonfiksi sehingga penulisannya harus praktis dan lugas. Tanpa banyak menggunakan kata ekspresif yang tidak berbungan. Kalimat yang terlalu bertele-tele dan membingungkan pembaca. Agar penyusunan kalimat dalam tiap paragrafnya lebih padu, berikut jenis-jenis paragraf berdasarkan penyusunan ide pokoknya:
No
Jenis Paragraf
Keterangan
1
Deduktif
Pikiran utama di awal, sementara pikiran penjelas pada paragraf setelahnya
2
Induktif
Pikiran penjelas di awal, pikiran utama di akhir paragraf
3
Campuran
Gabungan antara paragraf induktif dan deduktif
4
Ineratif
Pikiran utama berada di tengah-tengah paragraf. Bagi sebagian penulis, paragraf ini jarang dipakai karena tidak jelas
5
Deskripsi
Mendeskripsikan sesuatu
6
Narasi
Menceritkan sesuatu yang ada di pikiran penulis. Hampir sama dengan deskripsi, hanya asaja lebih berkaitan dengan waktu
7
Eksposisi
Memaparkan sesuatu
8
Argumentasi
Meyakinkan pihak lain

            Pembuatan paragraf dalam tulisan sangat berkaitan dengan penyusunan kalimat. Sehingga sebaiknya kalimat untuk tulisan nonfiksi itu pendek-pendek, dengan tetap memperhatikan aturan SPOK (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan). Hubungan antar kalimat dalam paragraph dapat dilihat dengan kata rtikel yang mengikutinya. Untuk lebih memahami teknik menulis dalam penyusunan kalimat terdapat tujuh hubungan antar kalimat dalam paragraf yaitu: 


No
Hubungan Antarkalimat
Artikel yang Mengikuti
1
Hubungan Waktu
Setelah, sesudah, sebelum, sejak, selesai, ketika
2
Hubungan Syarat
Jika, kalau, sekira
3
Hubungan Pembanding
Seperti, laksana, bagaikan, misalnya
4
Hubungan Tujuan
Biar, supaya, agar, sehingga,
5
Hubungan Kemiripan
Seolah-olah, mirip, seperti 
6
Hubungan Penjelasan
Bahwa, dengan demikian
7
Hubungan Akibat
Sehingga, oleh karena itu, sampai

2. Membagi Buku Menjadi Beberapa Bab
            Penyusunan buku terdiri dari beberapa bab, dimana bab-bab dalam buku nonfiksi terdiri dari tiga hal penting yaitu: (i) Pendahuluan, bagian ini berisi tentang mengapa persoalan itu penting untuk dibahas dan dibukukan. Alasan pembanding, persoalan yang akan dibahas, tulisan-tulisan yang telah ada sebelumnya (bila ada). Bagian pendahuluan ini biasanya terdiri dari 1-2 bab; (ii) Isi, bagian ini berisi tentang bahasan semua yang harus kita sajikan dalam buku tersebut. Isinya bisa terdiri dari beberapa bab, sesuai dengan keperluan; (iii) Penutup, berisi kesimpulan dan saran dari seluruh materi yang telah kita bahas sepanjang buku.



Kamis, 08 September 2016

4 Manfaat Endorsement Buku di Luar Teknik Menulis & Penerbit Buku

4 Manfaat Endorsement Buku di Luar Teknik Menulis & Penerbit Buku

teknik menulis | teknik menulis bukui | penerbit buku

Di luar aspek teknik menulis buku, bagian endorsement memiliki manfaat yang besar bagi buku yang sedang kita terbitkan lewat penerbit buku. Sehingga buku lebih menguntungkan.


Ketika buku yang kita tulis akan segera terbit, ada satu hal yang perlu kita tambahi untuk mempercantik buku kita yaitu bagian kata pengantar atau komentar orang lain. Tidak sedikit dari buku-buku yang bagus memiliki kata pengantar yang berasal dari tokoh-tokoh terkenal. Selain itu, banyak juga buku-buku yang laris manis di pasaran karena banyaknya komentar positif dari mereka yang pernah membacanya. Teknik menulis buku pada dasarnya adalah sebuah seni yang bisa kita mainkan untuk menarik perhatian masyarakat luas. Memang pada dasarnya yang kita jual adalah kualitas tulisan yang kita buat sendiri. Ketika kualitas tersebut bagus dan dibaca oleh tokoh-tokoh terkenal di negeri ini, maka mereka tidak segan-segan untuk memberikan kesan dan komentar yang positif juga. Pesan tersebut tentu bisa dibungkus secara menarik menjadi salah satu bagian dari buku yang kita buat. Hal itu penting dilakukan supaya buku kita juga lebih terdongkrak lagi kualitasnya.

Bagian endorsement pada dasarnya bukanlah menjadi bagian yang wajib ada dalam teknik menulis buku. Hanya saja bagian tersebut memiliki peran yang cukup vital untuk menarik perhatian masyarakat ketika melihat buku. Terlebih lagi ada komentar-komentar dari tokoh terkenal yang berada di belakang sampul buku dimana bisa dilihat secara jelas oleh masyarakat umum. Kesan positif yang diberikan oleh tokoh-tokoh terkenal tersebut tentu saja secara tidak langsung akan mempengaruhi pilihan masyarakat untuk membeli buku tersebut. Meskipun demikian, sebagai seorang penulis, kita juga harus berani menjamin bahwa tulisan yang kita buat memang benar-benar berkualitas. Jangan sampai buku yang kita tulis tersebut mengecewakan para pembaca. Artinya ketika pembaca mulai menikmati tulisan kita, ada beberapa bagian yang tidak sesuai dengan komentar para tokoh terkenal tersebut. Apabila hal tersebut terjadi, maka tentu citra kita sebagai penulis akan dipertanyakan kembali oleh pembaca yang pada awalnya memiliki ekspektasi tinggi
terhadap tulisan kita.

Berangkat dari berbagai hal tersebut, maka setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita ambil dari proses pembuatan endorsement tersebut, selain berfokus dalam teknik menulis buku itu sendiri.

1. Memperkuat Tema yang Diangkat | diluar Teknik Menulis

Salah satu manfaat yang bisa didapatkan dengan menulis endorsement adalah memperkuat tema yang diangkat. Dalam teknik menulis buku, kita tentu mengangkat sebuah tema khusus yang menjadi pemikiran utama kita. Kita sebagai penulis bisa meminta bantuan tokoh atau orang lain yang sekiranya juga bergerak di bidang yang sama untuk menulis kata pengantar atau komentar terkait dengan buku yang kita buat. Meskipun demikian, tentu kita harus mengirimkan draft tulisan kita kepada beberapa orang tersebut (sebelum diterbitkan).

Artinya biarkan mereka membaca tulisan kita secara jujur. Kita sebagai penulis tidak boleh mendesak atau menuntut orang-orang tersebut untuk memberikan komentar yang positif terhadap tulisan kita. Mereka tentu bebas untuk memberikan komentar atas tulisan kita. Meskipun demikian, ketika buku tersebut layak diterbitkan, biasanya seorang penulis hanya akan memunculkan kesan atau komentar yang positif semata untuk menjaga kualitas buku yang dibuatnya.

Kondisi tersebut pada dasarnya tidak salah ketika buku tersebut siap untuk diterbitkan. Di sisi lain, kita juga harus berbesar hati bahwa sebagai seorang penulis, kita harus siap menerima berbagai kekurangan yang mungkin ada ketika menulis buku. Berbagai komentar negatif yang ada harus kita sikapi dengan bijak. Misalnya dengan cara memperbaiki bagian-bagian yang sekiranya kurang sesuai menurut tokoh yang kita mintai pendapatnya.

Selanjutnya, orang yang kita minta untuk memberikan komentar tersebut adalah orang yang ahli di bidangnya. Apabila kita menulis tentang kepemimpinan, maka Ahok atau Jokowi bisa menjadi orang yang memberikan komentar terhadap tulisan kita. Munculnya tokoh tersebut di dalam buku kita tentu secara tidak langsung akan memperkuat ide atau tema yang akan kita angkat. Itu adalah salah satu manfaat yang bisa kita dapatkan.

2. Mendapatkan Jaringan Baru | diluar Teknik Menulis

Manfaat lain yang bisa kita dapatkan adalah dengan adanya jaringan baru. Dalam teknik menulis buku, tentu kita akan mencoba menghubungi beberapa orang sebagai narasumber. Di sisi lain, ketika tulisan kita sudah selesai dibuat, ada kemungkinan lagi kita menghubungi orang yang sama atau berbeda untuk memberikan kata pengantar di dalam buku kita. Orang yang awalnya mungkin tidak kita kenal akan menjadi kenal karena kita berusaha untuk menjalin komunikasi dan silahturahmi. Kepentingan tersebut tentu jangan hanya dijadikan hal untuk memenuhi kepentingan kita sendiri, tetapi juga kepentingan orang yang kita mintai bantuan tersebut. Ketika kita berhasil berkenalan dengan orang baru, terutama mereka yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, tentu kita juga harus memberikan manfaat bagi orang tersebut. Sebagai contohnya adalah dengan memberikan buku kita kepada orang tersebut atau tetap menjalin komunikasi yang baik dengan dirinya.

Jaringan yang kita dapatkan tersebut nantinya bisa menjadi peluang besar yang bisa kita manfaatkan di masa depan. Sebagai contohnya, semakin banyak kita menulis buku, maka akan semakin banyak juga orang-orang terkenal yang kita mintai komentarnya seputar buku yang kita tulis. Suatu saat ketika mereka membutuhkan kita, maka kita akan senantiasa dipanggil. Besar kemungkinan kita bisa menjadi pembicara dalam sebuah acara atau justru menjadi konsultan khusus bagi tokoh yang namanya kita angkat tersebut. Sebagai contohnya kita ahli di bidang kebijakan publik. Kemudian kita meminta pendapat kepada Ridwan Kamil sebagai walikota Bandung. Ketika membaca tulisan kita, mungkin bisa muncul kesan yang positif dari dirinya terhadap kita. Bisa saja suatu saat kita dipanggil untuk menjadi konsultan kebijakan publik karena Ridwan Kamil sudah mengetahui kapasitas kita dalam hal kebijakan publik melalui tulisan yang kita buat sendiri tersebut.

3. Menarik Perhatian Orang Lain | diluar Teknik Menulis

Manfaat yang lebih nyata bisa dilihat dari adanya endorsement adalah banyaknya masyarakat yang tertarik untuk membeli atau memiliki buku yang kita buat. Salah satu ketertarikan yang mereka dapatkan yaitu karena adanya pesan atau komentar dari tokoh-tokoh terkenal yang ada di negeri ini. Hal tersebut tentu sudah menjadi hal yang lumrah terjadi di Indonesia. Sebagai contohnya kita cukup menyegani seorang sultan yang menjadi pemimpin di Yogyakarta. Ketika dirinya memberikan pesan atau komentar terhadap sebuah buku dengan kesan yang positif, maka secara tidak langsung hal tersebut akan mempengaruhi alam bawah sadar kita untuk membeli. Artinya seorang sultan yang kita kagumi saja justru kagum dengan tulisan orang lain. Kondisi tersebut secara tidak langsung memberikan pesan bahwa kita harus membeli buku tersebut karena idola kita juga tertarik terhadap buku tersebut. Mungkin ada kesamaan yang dimiliki antara diri kita sendiri dengan tokoh yang kita idolakan.

4. Menjadi Ajang Promosi | diluar Teknik Menulis

Terakhir, ketika kita menulis buku dengan tambahan bagian endorsement akan ada manfaat yang kita dapatkan yaitu sebagai ajang promosi diri kita sendiri. Pertama memang hadirnya tokoh-tokoh yang memberikan komentar terhadap tulisan kita akan mendongkrak promosi dari buku yang kita buat. Meskipun demikian, efek tersebut juga akan kita rasakan dalam jangka yang panjang ketika kita konsisten menulis buku. Artinya banyak pembaca yang sudah mengetahui nama kita sebagai seorang penulis. Ke depan mereka akan sering mencari buku-buku yang kita tulis. Mereka terlebih dahulu akan mencari nama kita ketimbang judul buku yang mereka inginkan karena mereka sudah mengetahui spesialisasi tema yang selalu kita angkat.

Tentunya dengan memahami faktor lain selain teknik menulis atau cara menerbitkan buku ke penerbit buku, akan sangat membantu kita dalam memasarkan buku kita. Penerbit buku sejatinya membantu kita dalam menerbitkan buku, tetapi laris tidaknya juga dipengaruhi oleh setiap tindakan kita. Tentunya akan lebih menguntungkan jika keran rezeki kita tidak hanya bergantung pada penerbit buku, tapi juga usaha kita sendiri :) semoga artikel ini bermanfaat, salam integritas!


Teknik Menulis Buku Ajar Sesuai Alur KTSP

Teknik Menulis Buku Ajar Sesuai Alur KTSP

teknik menulis buku | penerbit buku | penerbitan buku

Teknik menulis sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat disusun lebih mudah dengan cara menyusun alur terlebih dahulu. Alur sering digunakan sebagai salah satu bentuk kerangka tulisan. Alur dapat digunakan sebagai penyederhana dalam menuangkan ide yang akan ditulis.


Teknik menulis berdasarkan alur membuat KTSP berdasarkan 4 poin, yaitu menyusun analisis konteks, penyusunan itu sendiri dan pengesahan. Satu poin tambahan lagi, yaitu pelaksanaan. Prinsip alur dalam penulisan buku ajar prinsipnya sama. Pembeda dari prisip ini terletak pada isi dan konsentrasi yang disesuaikan oleh jenjang pendidikan dan kurikulum. Prinsip itu pula yang sering digunakan mayoritas penerbit buku pendidikan dalam menilai tulisan.

KTSP sebagai buku panduan para guru mendidik anak-anak. Sedangkan buku ajar, yang isinya sudah disesuaikan dengan KTSP dan kurikulum dimanfaatkan sebagai media belajar. Buku yang dikhususkan untuk memudahkan peserta didik untuk memahami tujuan satuan pendidikan. Dalam teknik menulis buku, seorang penulis buku ajar tidak boleh seenaknya, karena syarat dari buku ajar adalah menyelaraskan kurikulum dan KTSP dengan bahasa dan uraian yang mudah dipahami. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang penulisan alur KTSP, berikut adalah beberapa ulasan lebih detail tentang alur penyusunan KTSP.

| Teknik Menulis | Analisis Konteks

Alur pertama sebagai analisis konteks yang paling utama adalah membuat sebuah tim pengembang kurikulum satuan pendidikan. Dalam satu Tim tersebut, terdiri dari ketua yayasan, kepala sekolah, guru, pengawas dan komite sekolah. Beberapa kasus, satu tim tidak selengkap seperti yang saya jabarkan. Terutama untuk satuan pendidikan yang berstatus negeri.

Tugas tim pengembang kurikulum meninjau, mempelajari dan menganalisis dokumen. Adapun tugas lain, yaitu melakukan penganalisis kondisi peserta didik, pendidik, sarana-prasarana. Tugas tersebut yang terlihat seperti biasa, namun tugas tersebut sebuah tantangan yang dihadapi oleh tim pengembang sebelum dituangkan dalam sebuah buku.

Analisis tidak hanya berfokus pada peserta didik, juga melakukan tinjauan tenaga administrai. Termasuk mengenalisis lingkungan sekolah, meliputi komite sekolah, dinas pendidikan, dewan pendidikan dan kondisi lingkungan sosial budaya ditempat tersebut. Di dalam tingkat satuan pendidikan, analisis konteks memang sangat diperlukan, guna untuk mengidentifikasi standar kompetensi lulusan yang hendak dicapai dan melihat standar isi. Harapannya, dapat digunakan sebagai acuan penyusunan kurikulum yang tepat.

| Teknik Menulis | Penyusunan Dokumen KTSP

Alur kedua adalah melakukan penyusunan KTSP sesuai dengan kurikulum dan mengacu pada analisis konteks yang telah disepakati. Selama melakukan proses penyusunan dokumen, kepala sekolah sebagai pimpinan yang penting, sebagai pemilik keputusan paling tinggi. Rapat diikuti oleh seluruh anggota sekolah, yang meliputi guru, staf administrasi hingga petugas kebersihan. Tujuannya, agar semua yang pegawai dan pekerja memahami kerja, tugas dan visi misi sekolah. Semua pihak sekolah diharapkan terlibat dalam proses pembuatan dokumen.

Penyusunan dokumen boleh mendatangkan narasumber dari pihak lain. misalnya 
melibatkan komite sekolah, atau mendatangkan pembicara dari instansi lain yang berpengalaman dibidangnya. Meskipun tidak menutup kemungkinan rapat kerja (raker) ini bisa dilakukan sendiri, tanpa mendatangkan dari pihak luar.
Langkah selanjutnya adalah, draf kurikulum yang sudah dibuat, kemudian dilakukan pengkajian ulang. Pengkajaian semacam ini sangat penting, tujuannya untuk mengukur kelemahan dan kelebihan sebelum disahkan dan diterapkan. Selama belum disahkan, draf bisa direvisi.

| Teknik Menulis | Pengesahan

Draf kurikulum yang sudah final, dapat langsung disahkan. Untuk sekolah-sekolah swasta, yang masih dalam naungan yayasan, maka pengesahan dapat disahkan oleh ketua yayasan. Sedangkan untuk lembaga pendidikan milik pemerintah, pengesahan dilakukan langsung oleh dinas pendidikan.

Cara umum mengesahkan draf kurikulum dapat dilakukan dengan melihat kelayakan KTSP yang telah disusun bersama-sama. Bisa juga dengan cara mengajukan agar disahkan oleh dinas pendidikan, atas sepengetahuan dan diketahui oleh ketua yayasan, jika itu swasta. Atau bisa juga dengan cara menunjuk dinas pendidikan yang berwenang untuk mengesahkan dokumen kurikulum yang sudah dibuat.


| Teknik Menulis | Pelaksanaan Penyusunan KTSP

Ketika alur tersebut sudah terealisasi dan disahkan, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan. KTSP yang telah disusun diaplikasikan dalam dunia pendidikan. selama proses pelaksanaan di lapangan, semua guru, staf karyawan dan kepala sekolah bertanggungjawab secara bersama-sama.

Itulah keempat alur membuat KTSP. Semoga dasar tersebut dapat membantu kita menguasai teknik menulis buku ajar yang sejalan dengan kurikulum dan KTSP. Berangkali ada yang belum paham tentang isi KTSP secara garis besarnya apa saja. Setidaknya ada sekitar 7 komponen penting, yang meliputi kalender pendidikan, visi dan misi, silabus, RPP, muatan kurikulum dan struktur. Dari semua itu masuk terangkum dalam KTSP.

Sekian, semoga bermanfaat. Jika Anda punya naskah tetapi selalu ditolak oleh penerbit buku, cobalah terbitkan di penerbit buku print on demand. Dengan sistem tersebut, naskah Anda pasti akan terbit dan biaya penerbitannya pun GRATIS. Tunggu apalagi?