Kamis, 08 September 2016

4 Manfaat Endorsement Buku di Luar Teknik Menulis & Penerbit Buku

4 Manfaat Endorsement Buku di Luar Teknik Menulis & Penerbit Buku

teknik menulis | teknik menulis bukui | penerbit buku

Di luar aspek teknik menulis buku, bagian endorsement memiliki manfaat yang besar bagi buku yang sedang kita terbitkan lewat penerbit buku. Sehingga buku lebih menguntungkan.


Ketika buku yang kita tulis akan segera terbit, ada satu hal yang perlu kita tambahi untuk mempercantik buku kita yaitu bagian kata pengantar atau komentar orang lain. Tidak sedikit dari buku-buku yang bagus memiliki kata pengantar yang berasal dari tokoh-tokoh terkenal. Selain itu, banyak juga buku-buku yang laris manis di pasaran karena banyaknya komentar positif dari mereka yang pernah membacanya. Teknik menulis buku pada dasarnya adalah sebuah seni yang bisa kita mainkan untuk menarik perhatian masyarakat luas. Memang pada dasarnya yang kita jual adalah kualitas tulisan yang kita buat sendiri. Ketika kualitas tersebut bagus dan dibaca oleh tokoh-tokoh terkenal di negeri ini, maka mereka tidak segan-segan untuk memberikan kesan dan komentar yang positif juga. Pesan tersebut tentu bisa dibungkus secara menarik menjadi salah satu bagian dari buku yang kita buat. Hal itu penting dilakukan supaya buku kita juga lebih terdongkrak lagi kualitasnya.

Bagian endorsement pada dasarnya bukanlah menjadi bagian yang wajib ada dalam teknik menulis buku. Hanya saja bagian tersebut memiliki peran yang cukup vital untuk menarik perhatian masyarakat ketika melihat buku. Terlebih lagi ada komentar-komentar dari tokoh terkenal yang berada di belakang sampul buku dimana bisa dilihat secara jelas oleh masyarakat umum. Kesan positif yang diberikan oleh tokoh-tokoh terkenal tersebut tentu saja secara tidak langsung akan mempengaruhi pilihan masyarakat untuk membeli buku tersebut. Meskipun demikian, sebagai seorang penulis, kita juga harus berani menjamin bahwa tulisan yang kita buat memang benar-benar berkualitas. Jangan sampai buku yang kita tulis tersebut mengecewakan para pembaca. Artinya ketika pembaca mulai menikmati tulisan kita, ada beberapa bagian yang tidak sesuai dengan komentar para tokoh terkenal tersebut. Apabila hal tersebut terjadi, maka tentu citra kita sebagai penulis akan dipertanyakan kembali oleh pembaca yang pada awalnya memiliki ekspektasi tinggi
terhadap tulisan kita.

Berangkat dari berbagai hal tersebut, maka setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita ambil dari proses pembuatan endorsement tersebut, selain berfokus dalam teknik menulis buku itu sendiri.

1. Memperkuat Tema yang Diangkat | diluar Teknik Menulis

Salah satu manfaat yang bisa didapatkan dengan menulis endorsement adalah memperkuat tema yang diangkat. Dalam teknik menulis buku, kita tentu mengangkat sebuah tema khusus yang menjadi pemikiran utama kita. Kita sebagai penulis bisa meminta bantuan tokoh atau orang lain yang sekiranya juga bergerak di bidang yang sama untuk menulis kata pengantar atau komentar terkait dengan buku yang kita buat. Meskipun demikian, tentu kita harus mengirimkan draft tulisan kita kepada beberapa orang tersebut (sebelum diterbitkan).

Artinya biarkan mereka membaca tulisan kita secara jujur. Kita sebagai penulis tidak boleh mendesak atau menuntut orang-orang tersebut untuk memberikan komentar yang positif terhadap tulisan kita. Mereka tentu bebas untuk memberikan komentar atas tulisan kita. Meskipun demikian, ketika buku tersebut layak diterbitkan, biasanya seorang penulis hanya akan memunculkan kesan atau komentar yang positif semata untuk menjaga kualitas buku yang dibuatnya.

Kondisi tersebut pada dasarnya tidak salah ketika buku tersebut siap untuk diterbitkan. Di sisi lain, kita juga harus berbesar hati bahwa sebagai seorang penulis, kita harus siap menerima berbagai kekurangan yang mungkin ada ketika menulis buku. Berbagai komentar negatif yang ada harus kita sikapi dengan bijak. Misalnya dengan cara memperbaiki bagian-bagian yang sekiranya kurang sesuai menurut tokoh yang kita mintai pendapatnya.

Selanjutnya, orang yang kita minta untuk memberikan komentar tersebut adalah orang yang ahli di bidangnya. Apabila kita menulis tentang kepemimpinan, maka Ahok atau Jokowi bisa menjadi orang yang memberikan komentar terhadap tulisan kita. Munculnya tokoh tersebut di dalam buku kita tentu secara tidak langsung akan memperkuat ide atau tema yang akan kita angkat. Itu adalah salah satu manfaat yang bisa kita dapatkan.

2. Mendapatkan Jaringan Baru | diluar Teknik Menulis

Manfaat lain yang bisa kita dapatkan adalah dengan adanya jaringan baru. Dalam teknik menulis buku, tentu kita akan mencoba menghubungi beberapa orang sebagai narasumber. Di sisi lain, ketika tulisan kita sudah selesai dibuat, ada kemungkinan lagi kita menghubungi orang yang sama atau berbeda untuk memberikan kata pengantar di dalam buku kita. Orang yang awalnya mungkin tidak kita kenal akan menjadi kenal karena kita berusaha untuk menjalin komunikasi dan silahturahmi. Kepentingan tersebut tentu jangan hanya dijadikan hal untuk memenuhi kepentingan kita sendiri, tetapi juga kepentingan orang yang kita mintai bantuan tersebut. Ketika kita berhasil berkenalan dengan orang baru, terutama mereka yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, tentu kita juga harus memberikan manfaat bagi orang tersebut. Sebagai contohnya adalah dengan memberikan buku kita kepada orang tersebut atau tetap menjalin komunikasi yang baik dengan dirinya.

Jaringan yang kita dapatkan tersebut nantinya bisa menjadi peluang besar yang bisa kita manfaatkan di masa depan. Sebagai contohnya, semakin banyak kita menulis buku, maka akan semakin banyak juga orang-orang terkenal yang kita mintai komentarnya seputar buku yang kita tulis. Suatu saat ketika mereka membutuhkan kita, maka kita akan senantiasa dipanggil. Besar kemungkinan kita bisa menjadi pembicara dalam sebuah acara atau justru menjadi konsultan khusus bagi tokoh yang namanya kita angkat tersebut. Sebagai contohnya kita ahli di bidang kebijakan publik. Kemudian kita meminta pendapat kepada Ridwan Kamil sebagai walikota Bandung. Ketika membaca tulisan kita, mungkin bisa muncul kesan yang positif dari dirinya terhadap kita. Bisa saja suatu saat kita dipanggil untuk menjadi konsultan kebijakan publik karena Ridwan Kamil sudah mengetahui kapasitas kita dalam hal kebijakan publik melalui tulisan yang kita buat sendiri tersebut.

3. Menarik Perhatian Orang Lain | diluar Teknik Menulis

Manfaat yang lebih nyata bisa dilihat dari adanya endorsement adalah banyaknya masyarakat yang tertarik untuk membeli atau memiliki buku yang kita buat. Salah satu ketertarikan yang mereka dapatkan yaitu karena adanya pesan atau komentar dari tokoh-tokoh terkenal yang ada di negeri ini. Hal tersebut tentu sudah menjadi hal yang lumrah terjadi di Indonesia. Sebagai contohnya kita cukup menyegani seorang sultan yang menjadi pemimpin di Yogyakarta. Ketika dirinya memberikan pesan atau komentar terhadap sebuah buku dengan kesan yang positif, maka secara tidak langsung hal tersebut akan mempengaruhi alam bawah sadar kita untuk membeli. Artinya seorang sultan yang kita kagumi saja justru kagum dengan tulisan orang lain. Kondisi tersebut secara tidak langsung memberikan pesan bahwa kita harus membeli buku tersebut karena idola kita juga tertarik terhadap buku tersebut. Mungkin ada kesamaan yang dimiliki antara diri kita sendiri dengan tokoh yang kita idolakan.

4. Menjadi Ajang Promosi | diluar Teknik Menulis

Terakhir, ketika kita menulis buku dengan tambahan bagian endorsement akan ada manfaat yang kita dapatkan yaitu sebagai ajang promosi diri kita sendiri. Pertama memang hadirnya tokoh-tokoh yang memberikan komentar terhadap tulisan kita akan mendongkrak promosi dari buku yang kita buat. Meskipun demikian, efek tersebut juga akan kita rasakan dalam jangka yang panjang ketika kita konsisten menulis buku. Artinya banyak pembaca yang sudah mengetahui nama kita sebagai seorang penulis. Ke depan mereka akan sering mencari buku-buku yang kita tulis. Mereka terlebih dahulu akan mencari nama kita ketimbang judul buku yang mereka inginkan karena mereka sudah mengetahui spesialisasi tema yang selalu kita angkat.

Tentunya dengan memahami faktor lain selain teknik menulis atau cara menerbitkan buku ke penerbit buku, akan sangat membantu kita dalam memasarkan buku kita. Penerbit buku sejatinya membantu kita dalam menerbitkan buku, tetapi laris tidaknya juga dipengaruhi oleh setiap tindakan kita. Tentunya akan lebih menguntungkan jika keran rezeki kita tidak hanya bergantung pada penerbit buku, tapi juga usaha kita sendiri :) semoga artikel ini bermanfaat, salam integritas!


Teknik Menulis Buku Ajar Sesuai Alur KTSP

Teknik Menulis Buku Ajar Sesuai Alur KTSP

teknik menulis buku | penerbit buku | penerbitan buku

Teknik menulis sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat disusun lebih mudah dengan cara menyusun alur terlebih dahulu. Alur sering digunakan sebagai salah satu bentuk kerangka tulisan. Alur dapat digunakan sebagai penyederhana dalam menuangkan ide yang akan ditulis.


Teknik menulis berdasarkan alur membuat KTSP berdasarkan 4 poin, yaitu menyusun analisis konteks, penyusunan itu sendiri dan pengesahan. Satu poin tambahan lagi, yaitu pelaksanaan. Prinsip alur dalam penulisan buku ajar prinsipnya sama. Pembeda dari prisip ini terletak pada isi dan konsentrasi yang disesuaikan oleh jenjang pendidikan dan kurikulum. Prinsip itu pula yang sering digunakan mayoritas penerbit buku pendidikan dalam menilai tulisan.

KTSP sebagai buku panduan para guru mendidik anak-anak. Sedangkan buku ajar, yang isinya sudah disesuaikan dengan KTSP dan kurikulum dimanfaatkan sebagai media belajar. Buku yang dikhususkan untuk memudahkan peserta didik untuk memahami tujuan satuan pendidikan. Dalam teknik menulis buku, seorang penulis buku ajar tidak boleh seenaknya, karena syarat dari buku ajar adalah menyelaraskan kurikulum dan KTSP dengan bahasa dan uraian yang mudah dipahami. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang penulisan alur KTSP, berikut adalah beberapa ulasan lebih detail tentang alur penyusunan KTSP.

| Teknik Menulis | Analisis Konteks

Alur pertama sebagai analisis konteks yang paling utama adalah membuat sebuah tim pengembang kurikulum satuan pendidikan. Dalam satu Tim tersebut, terdiri dari ketua yayasan, kepala sekolah, guru, pengawas dan komite sekolah. Beberapa kasus, satu tim tidak selengkap seperti yang saya jabarkan. Terutama untuk satuan pendidikan yang berstatus negeri.

Tugas tim pengembang kurikulum meninjau, mempelajari dan menganalisis dokumen. Adapun tugas lain, yaitu melakukan penganalisis kondisi peserta didik, pendidik, sarana-prasarana. Tugas tersebut yang terlihat seperti biasa, namun tugas tersebut sebuah tantangan yang dihadapi oleh tim pengembang sebelum dituangkan dalam sebuah buku.

Analisis tidak hanya berfokus pada peserta didik, juga melakukan tinjauan tenaga administrai. Termasuk mengenalisis lingkungan sekolah, meliputi komite sekolah, dinas pendidikan, dewan pendidikan dan kondisi lingkungan sosial budaya ditempat tersebut. Di dalam tingkat satuan pendidikan, analisis konteks memang sangat diperlukan, guna untuk mengidentifikasi standar kompetensi lulusan yang hendak dicapai dan melihat standar isi. Harapannya, dapat digunakan sebagai acuan penyusunan kurikulum yang tepat.

| Teknik Menulis | Penyusunan Dokumen KTSP

Alur kedua adalah melakukan penyusunan KTSP sesuai dengan kurikulum dan mengacu pada analisis konteks yang telah disepakati. Selama melakukan proses penyusunan dokumen, kepala sekolah sebagai pimpinan yang penting, sebagai pemilik keputusan paling tinggi. Rapat diikuti oleh seluruh anggota sekolah, yang meliputi guru, staf administrasi hingga petugas kebersihan. Tujuannya, agar semua yang pegawai dan pekerja memahami kerja, tugas dan visi misi sekolah. Semua pihak sekolah diharapkan terlibat dalam proses pembuatan dokumen.

Penyusunan dokumen boleh mendatangkan narasumber dari pihak lain. misalnya 
melibatkan komite sekolah, atau mendatangkan pembicara dari instansi lain yang berpengalaman dibidangnya. Meskipun tidak menutup kemungkinan rapat kerja (raker) ini bisa dilakukan sendiri, tanpa mendatangkan dari pihak luar.
Langkah selanjutnya adalah, draf kurikulum yang sudah dibuat, kemudian dilakukan pengkajian ulang. Pengkajaian semacam ini sangat penting, tujuannya untuk mengukur kelemahan dan kelebihan sebelum disahkan dan diterapkan. Selama belum disahkan, draf bisa direvisi.

| Teknik Menulis | Pengesahan

Draf kurikulum yang sudah final, dapat langsung disahkan. Untuk sekolah-sekolah swasta, yang masih dalam naungan yayasan, maka pengesahan dapat disahkan oleh ketua yayasan. Sedangkan untuk lembaga pendidikan milik pemerintah, pengesahan dilakukan langsung oleh dinas pendidikan.

Cara umum mengesahkan draf kurikulum dapat dilakukan dengan melihat kelayakan KTSP yang telah disusun bersama-sama. Bisa juga dengan cara mengajukan agar disahkan oleh dinas pendidikan, atas sepengetahuan dan diketahui oleh ketua yayasan, jika itu swasta. Atau bisa juga dengan cara menunjuk dinas pendidikan yang berwenang untuk mengesahkan dokumen kurikulum yang sudah dibuat.


| Teknik Menulis | Pelaksanaan Penyusunan KTSP

Ketika alur tersebut sudah terealisasi dan disahkan, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan. KTSP yang telah disusun diaplikasikan dalam dunia pendidikan. selama proses pelaksanaan di lapangan, semua guru, staf karyawan dan kepala sekolah bertanggungjawab secara bersama-sama.

Itulah keempat alur membuat KTSP. Semoga dasar tersebut dapat membantu kita menguasai teknik menulis buku ajar yang sejalan dengan kurikulum dan KTSP. Berangkali ada yang belum paham tentang isi KTSP secara garis besarnya apa saja. Setidaknya ada sekitar 7 komponen penting, yang meliputi kalender pendidikan, visi dan misi, silabus, RPP, muatan kurikulum dan struktur. Dari semua itu masuk terangkum dalam KTSP.

Sekian, semoga bermanfaat. Jika Anda punya naskah tetapi selalu ditolak oleh penerbit buku, cobalah terbitkan di penerbit buku print on demand. Dengan sistem tersebut, naskah Anda pasti akan terbit dan biaya penerbitannya pun GRATIS. Tunggu apalagi?

Kenali Penghalang Terbesar Anda Dalam Teknik Menulis!

Kenali Penghalang Terbesar Anda Dalam Teknik Menulis!


teknik menulis | teknik menulis cerita | teknik menulis buku | teknik membuat buku

Setiap orang pada dasarnya bisa menguasai teknik menulis, apapun profesinya. Namun, hal yang seringkali terjadi ketika akan memulai menulis buku adalah adanya seribu alasan untuk tidak menulis. Apa saja kira-kira? Berikut ini penjelasan terperincinya!



| Teknik Menulis |

Pertama, kesulitan memulai. Saat ingin menulis apapun itu, tidak terkecuali menulis buku, akan muncul beberapa kekhawatiran terkait bagaimana memulainya. Akan muncul banyak pertanyaan terkait, “Saya harus menulis dari kata-kata apa? Kalimat apa yang saya gunakan untuk memulia tulisan? Kata benda atau kata kerja? Begitu banyak pertanyaan yang muncul dari dalam diri kita. Solusi dari hal ini sebenarnya sederhana, mulai saja. Pertanyaan selanjutnya, mulai dari mana? Jawabannya adalah “mulai dari mana saja”. Mulailah dengan kata apa saja yang terpikir saat itu. Mau kata kerja, boleh. Kata benda, tidak apa-apa. Keterangan tempat atau keterangan waktu, juga tidak masalah. Tuliskan saja.

Apabila kata pertama telah terungkap, maka tinggal meneruskan dengan kata-kata selanjutnya hingga membentuk suatu kalimat. Dari satu kalimat itulah kita teruskan dengan kalimat berikutnya hingga membentuk paragraf. Begitu seterusnya satu paragraf kita teruskan lagi dengan paragraf berikutnya hingga membentuk satu pemikiran yang lebih utuh. Prinsipnya, tuliskan saja lalu alirkan. Kalau kita sudah terbiasa menulis, kita akan menemukan pola dan gaya yang paling nyaman dalam tulisan kita.

| Teknik Menulis 

Kedua, hal lain yang menjadi pertanyaan ketika mulai menulis adalah apa yang mesti dituliskan?. Apakah kita akan menuliskan apa yang kita tahu, pahami, dan menjadi profesi kita sehari-hari atau hal-hal baru di luar profesi kita?. Selain itu, kekhawatiran lain yang muncul ketika mulia menulis buku adaah terkait apakah yang kita tuliskan “berbobot” atau  tidak?. Apakah tulisan kita terlalu ringan ataukah malah terlalu berat untuk pembaca? Apakah buku yang kita tulis sesuai dengan harapan pembaca atau tidak?. Begitulah, berbagai pertanyaan itu “berseliweran”  di pikiran kita. Kalau kita mengikuti pertanyaan itu lalu ragu, jadilah kita berhenti. Terlalu banyak berpikir akhirnya membuat kita terhambat dan tidak jadi menulis.

| Teknik Menulis |


Ketiga, kehabisan ide di tengah proses menulis. Belum mulai menulis kita sudah berpikir nanti di tengah jalan akan kehabisan ide. Apabila berpikir demikian, maka akan benar-benar kehilangan ide di tengah-tengah proses menulis. Solusinya, agar kita tidak kehilangan ide adalah dengan membuat gambaran besar terlebih dahulu dari apa yang akan kita tuliskan. Setelah membuat gambaran besar tulisan yang akan kita tulis, selanjutnya kita dapat membuat outline atau daftar isi. Ketika outline atau daftar isi telah tersusun, maka harus konsisten menulis buku sesuai daftar isi tersebut. Risiko kehabisan ide bisa dikurangi karena ada gambar besarnya.


| Teknik Menulis |


Keempat, khawatir kalau tulisan kita tidak bagus atau  gaya bahasanya “berantakan”.  Kita tidak pernah tahu bagus tidaknya tulisan atau gaya bahasa kita sebelum dituangkan dalam tulisan. Tuangkan saja semua pikiran ke dalam tulisan. Bagus tidaknya tulisan dan gaya bahasa akan semakin terasah saat berlatih dan terbiasa menulis. kalau kita hanya berpikir dan tidak mulai berlatih, gaya bahasa yang bagus tentu hanya akan ada dalam impian yang tidak pernah menjadi nyata.  Kelima, tema tulisan bukan hal baru.  Tidak perlu khawatir bahwa apa yang kita tulis sudah pernah ditulis oleh orang lain, karena setiap orang mempunyai gaya tulisan yang berbeda. Misalnya kita teknik menulis buku dengan tema yang sudah banyak ditulis oleh orang lain, tidak masalah tulis saja. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, setiap orang mempunyai gaya penuturan tersendiri. Bisa jadi tulisan Anda lebih cocok untuk pembaca.

Intinya tulis saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena tidak ada satupun yang benar-benar baru di dunia ini. Pasti sudah ada yang menuliskan sebelumnya. Tinggal bagaimana kita menyesuaikan tema tersebut dengan apa yang kita inginkan. Setiap buku biasanya ada masa edar dan masa keemasannya masing-masing.  Sebuah buku bisa saja terkenal beberapa tahun ini, tetapi ketenaran buku tersebut lama kelamaan akan pudar dan digantikan dengan buku yang lain. Tugas kita adalah menulis buku untuk mengganti buku-buku lama tersebut dengan buku-buku tulisan kita.

| Teknik Menulis |


Terakhir, apakah penerbit buku mau menerima naskah buku kita atau tidak. Sebelum menerima sebuah naskah, tentu penerbit buku memiliki pertimbangan tertentu. Jadi, tidak perlu dikhawatirkan di awal menulis buku apakah naskah kita akan diterima penerbit buku atau tidak. Tugas kita sebagai penulis, tulis saja apa yang akan kita tulis. Selesaikan saja tulisan kita dan  perbaiki terus menerus untuk menjadi naskah sebaik mungkin. Apabila naskah kita bagus, maka akan semakin mudah diterima oleh penerbit buku.

Buang semua kekhawatiran yang ada untuk mulai melakukan teknik menulis buku. Apabila kita selalu khawatir ini dan itu, tentu akan selalu ada kekhawatiran. Semua kekhawatiran itu hanya ada dalam pikiran. Jangan sampai kalah dengan kekhawatiran yang sebenarnya semu. Mari mulai menulis!

Teknik Menulis Pemaparan Data Sesuai Kaidah Penerbit Buku

Teknik Menulis Pemaparan Data Sesuai Kaidah Penerbit Buku

teknik menulis | teknik menulisn buku | penerbit buku | penerbitan buku

Data menjadi bagian penting dalam teknik menulis buku, karena faktor yang membuat naskah kita diterima oleh penerbit buku berasal dari data-data yang berhasil kita kumpulkan.

Sebagai sebuah bagian penting dalam teknik menulis, data menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan ketika sedang menyusun buku. Data menjadi roh atau inti utama dari sebuah buku yang kita tulis. Dengan kata lain, gagasan yang kita tuangkan melalui buku bukan lain adalah penyampaian data yang kita dapatkan kepada khalayak luas. Tanpa adanya data, tentu tulisan yang kita buat hanya kosong dan tanpa makna. Data yang dimaksud juga bisa berarti pengetahuan yang kita miliki sampai dengan kita menulis gagasan kita. Bagian tersebut akan menjadi bagian yang paling dibutuhkan ketika kita ingin menguasai teknik menulis buku akademik. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari aturan baku yang menjelaskan bahwa buku akademik harus disusun berdasarkan data-data yang didapatkan oleh penulisnya. Data tersebutlah yang kemudian bisa dirangkai menjadi sebuah fakta yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, pembaca bisa memastikan bahwa tulisan yang kita buat memang ilmiah dan dapat dilihat kebenarannya oleh semua kalangan.

Salah satu hal yang perlu kita ketahui terkait dengan data yaitu bahwa tidak ada aturan baku tentang cara standar untuk memaparkan data. Meskipun demikian, pemaparan data harus sesuai dengan urutan pertanyaan dan tujuan penelitian. Artinya pemaparan tersebut tidak dapat dipaparkan secara acak sesuai dengan keinginan kita. Kondisi tersebut serupa dengan proses pembuatan tugas akhir atau tugas ilmiah yang dialami oleh setiap mahasiswa. Sebagai contohnya ketika kita sedang menyusun skripsi. Pasti kita akan diminta membuat sebuah rumusan masalah yang jumlahnya bisa lebih dari satu pertanyaan.

Berangkat dari rumusan masalah tersebut, bagian atau bab selanjutnya yang kita buat tentu akan sistematis berdasarkan rumusan masalah yang kita buat. Bisa pula berasal dari dari urusan yang umum ke khusus. Sistem tersebut tentu juga berdampak pada cara kita menyusun data-data supaya enak dibaca oleh masyarakat. Susunan data yang kita paparkan bisa dimulai dari sesuatu yang umum ke khusus seperti rumusan masalah yang kita buat sebelumnya.

Dalam teknik menulis, tidak adanya standar aturan baku yang bisa dirujuk tentu membuat penulis sedikit berpikir keras untuk meletakkan data-data yang dimilikinya di dalam sebuah tulisan. Berikut beberapa hal atau penjelasan yang bisa digunakan penulis ketika ingin menyusun sebuah data di dalam tulisan


1. Memaparkan Data Melalui Sub-Heading | Teknik Menulis


Cara lain yang bisa kita gunakan untuk memaparkan data yaitu dengan membuat sub-heading di dalam tulisan yang kita buat. Bagian tersebut biasanya kita buat ketika sudah menulis di bagian konten buku atau di bagian pembahasan dari sebuah kasus yang kita angkat. Pembuatan bagian tersebut menjadi cukup penting untuk mempermudah pemahaman pembaca terhadap tulisan yang kita buat. Bahkan bagian tersebut juga menjadi vital ketika hasil penelitian yang kita paparkan cenderung kompleks. Secara lebih spesifik, bagian tersebut akan mempermudah pembaca dalam memisah-misahkan data yang kita miliki. Dalam teknik menulis, pemisahan tersebut menjadi penting supaya pemahaman pembaca terhadap tulisan yang kita buat dapat dipahami secara sistematis. Sub-heading tersebut nantinya juga bisa kita cantumkan terlebih dahulu di bagian daftar isi. Hal tersebut dilakukan supaya pembaca sejak awal sudah memiliki gambaran data-data apa saja yang sekiranya ingin penulis paparkan di dalam bukunya.

2. Memaparkan Temuan Berdasarkan Urutan Penelitian | Teknik Menulis


Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk memaparkan data secara lebih komprehensif yaitu dengan menyesuaikan urutan tulisan yang kita buat. Hal tersebut serupa dengan kondisi ketika kita ingin membuat sebuah laporan penelitian. Untuk menemukan urutan pemaparan data tersebut tentu tidak bisa dilepaskan dari beberapa aspek kunci seperti pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian atau tema penelitian. Berangkat dari proses tersebut, nantinya kita bisa memaparkan data-data yang kita miliki melalui penyusunan outline sementara. Sebagai contohnya ketika kita ingin menulis tentang politik di internal keraton, kita bisa merangkainya dari pertanyaan penelitian. Pertanyaan yang kita angkat sebagai contohnya yaitu seberapa kuatkah pengaruh keraton dalam pemilihan kepala daerah di Kota Yogyakarta tahun 2011. Hipotesisnya bisa menggunakan teori modal sosial atau teori lain yang menyatakan bahwa pengaruh keraton cenderung berkurang dalam pemenangan sebuah kandidat. Hipotesis tersebut kemudian kita kuatkan melalui data-data yang kita dapatkan.

Secara lebih spesifik, dalam teknik menulis buku tentang kasus keraton yang disebutkan sebelumnya, maka kita bisa menyusunnya secara lebih rapi. Pada bagian awal kita bisa memaparkan data yang terkait dengan kandidat-kandidat yang secara resmi didukung oleh keraton dalam pemilihan kepala daerah. Bagian selanjutnya bisa kita jelaskan tentang bentuk-bentuk dukungan keraton kepada salah satu kandidat yang maju dalam pemilihan. Kemudian kita juga bisa menjelaskan kecenderungan menang dalam kompetisi tersebut.

Apakah pihak yang didukung oleh keraton selalu menang atau ada juga fenomena kalah dari kandidat lain yang tidak didukung keraton. Dari beberapa bagian tersebut bisa kita rangkai datanya. Meskipun demikian, kita perlu mengingat bahwa sebaiknya kita menyusun bagian-bagian tersebut berdasarkan data yang kita miliki. Apabila tidak, maka kita harus bersiap untuk mengumpulkan data-data yang sekiranya belum kita miliki untuk menyokong argumen yang kita paparkan sebelumnya.


3. Menggunakan Visual Aids | Teknik Menulis


Terakhir, cara yang dianggap paling ampuh untuk memahamkan data kepada para pembaca yaitu dengan menggunakan bantuan visual. Bantuan yang dimaksud terdiri dari tabel, gambar, diagram, model, grafik, dan lain sebagainya untuk meringkas data. Beberapa bantuan tersebut juga sering kita kenal dengan istilah ilustrasi. Seperti kita ketahui bahwa fungsi utama dari ilustrasi adalah untuk membantu pembaca dalam rangka memahami tulisan yang kita buat. Tanpa adanya ilustrasi, tentu tulisan kita bisa jadi sulit untuk dipahami, terutama tulisan akademik yang memerlukan tingkat konsentrasi tinggi untuk memahaminya.

Penggunaan bantuan visual tersebut pada dasarnya juga tidak bisa secara sembarang dilakukan. Artinya ada beberapa etika ketika kita ingin menggunakan bantuan visual tersebut dalam teknik menulis. Penggunaannya nanti bisa disesuaikan dengan konten yang ingin kita sampaikan kepada pembaca.

Selanjutnya, hal penting lain yang perlu kita perhatikan yaitu ketepatan kita dalam menggunakan bantuan visual tersebut. Dalam teknik menulis, tentu kita akan memaparkan banyak data, baik yang sifatnya kuantitatif ataupun kualitatif. Data kuantitatif akan lebih tepat kita gunakan dengan menggunakan tabel atau diagram. Selanjutnya, data yang relatif banyak tersebut bisa diringkas sedemikian rupa sehingga pembaca akan dengan mudah memahaminya melalui bantuan visual tersebut. Pada sisi yang lain, kita juga bisa menambahkan ilustrasi gambar ketika kita sedang menjelaskan data yang sifatnya kualitatif.

Dengan demikian, pembaca akan memiliki bayangan atau gambaran terkait dengan 
penjelasan yang ingin kita sampaikan. Penggunaan bantuan visual pada dasarnya dinilai cukup efektif untuk memaparkan berbagai data yang kita miliki di dalam buku.

Berangkat dari hal tersebut, adalah menjadi kewajiban penerbit buku untuk menyeleksi naskah sedetail mungkin. Sebab, pemaparan data yang Anda lakukan berpengaruh juga pada kredibilitas penerbit buku itu sendiri, selain diri Anda sendiri. Semakin Anda mahir memaparkan data, semakin besar pula kesempatan naskah Anda untuk diterima oleh penerbit buku paling kredibel sekalipun.

Semoga artikel ini bermanfaat, dan jika Anda membutuhkan ilmu lebih dalam tentang teknik menulis, atau teknik-teknik yang lain, Anda dapat mengunjungi ke link yang sudah kami sediakan. Salam integritas!

Teknik Menulis Judul Buku yang Jitu nan 'Menjual'!

Teknik Menulis Judul Buku yang Jitu nan 'Menjual'!


teknik menulis | teknik menulis judul | teknik menulis judul buku | teknik menulis buku | teknik menulis buku judul


Teknik menulis judul adalah bagian yang sulit sekaligus mudah untuk dibuat. Bagaiman kita bisa membuat judul yang menarik bagi penerbit buku? Bagaimana supaya kita bisa mendapatkan inspirasi untuk menulis judul buku menarik nan 'menjual'?

Teknikmenulis buku pada dasarnya adalah sebuah kemampuan yang terlahir dari ketelitian dan kerja keras si penulis. Dalam prosesnya pun, menulis buku bisa dikategorikan salah satu kegiatan yang sulit dilakukan, terutama bagi mereka yang pada dasarnya tidak memiliki niat untuk menulis buku. Setiap bagian dari buku yang ditulis memiliki tingkat kesulitannya masing-masing, mulai dari penentuan judul, daftar isi, bab-bab yang akan dibahas, dan lain sebagainya.

Salah satu bagian terpenting dan vital dari buku yang kita tulis adalah bagian judul buku. Hal tersebut menjadi lumrah ketika buku yang kita terbitkan tidak dapat dilepaskan dari target penulis dan penerbit buku itu sendiri untuk merambah pasar masyarakat. Dengan kata lain, judul dapat mempengaruhi masyarakat untuk tertarik membeli buku yang kita tulis, terlepas dari teknik menulis si si penulis untuk isi buku tersebut.

Menulis judul buku menjadi terasa sulit ketika judul tersebut secara tidak langsung harus merepresentasikan isi dari tulisan yang kita buat di dalam buku tersebut. Di sisi lain, membuat judul buku tersebut dapat dianggap mudah karena kita hanya membutuhkan beberapa kata yang disusun untuk membentuk sebuah kalimat atau frasa yang menarik untuk dibaca masyarakat. Apabila judul yang kita buat tersebut berhasil merepresentasikan tulisan kita, maka pembaca tidak ragu lagi untuk membeli buku tersebut.

Dalam rangka menemukan inspirasi untuk menuliskan judul buku yang kita tulis, sebenarnya ada beberapa teknik menulis yang bisa kita tempuh.

Tahap pertama, yaitu menentukan topik umum dari tulisan yang kita buat. Adapun contoh dari topik umum yaitu buku tentang politik, ekonomi, makanan, menulis, dan lain sebagainya. Sebagai contohnya, kita coba ambil topik umum tentang politik. Langkah selanjutnya yaitu dengan menentukan topik spesifik yang mana merupakan turunan dari topik umum yang kita pilih. Dalam hal politik sebagai contohnya, maka topik spesifik yang bisa kita ambil adalah demokrasi. Langkah terakhir adalah menentukan judul buku yang kita tulis. Satu hal yang perlu kita ingat yaitu judul buku bersifat lebih sempit dari topik umum dan topik spesifik. Apabila kita mengambil topik spesifik tentang demokrasi, maka judul buku yang bisa kita buat yaitu ‘Demokrasi sebagai Siasat’, ‘Demokrasi Prosedural di Indonesia 1998-2014’, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, proses penyusunan judul pada dasarnya tidak harus dilakukan di awal ketika kita sedang menulis buku. Dengan kata lain, kita dapat menentukan judul dari buku yang kita tulis ketika tulisan kita sudah selesai dan siap untuk diterbitkan. Langkah tersebut dinilai lebih efektif daripada kita telah menentukan judul buku di awal ketika kita sedang akan menulis buku. Apabila penentuan judul buku tersebut dilakukan di akhir, maka setidaknya kita dapat membuat sebuah refleksi atau kesimpulan singkat dari tulisan yang kita buat tersebut. Berangkat dari kesimpulan singkat tersebut, kita bisa mengambil intisarinya yang kemudian bisa kita jadikan rujukan untuk menentukan judul buku yang sesuai dengan tulisan kita. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila dalam proses penentuan judul dari buku yang kita tulis, kita sering mengalami perubahan dalam menentukan judul buku untuk menyesuaikan isi dari tulisan kita.


Berangkat dari kondisi di atas, lalu bagaimana kita bisa membuat judul buku yang menarik di mata masyarakat?

Apabila sebelumnya kita telah membahas cara mendapatkan inspirasi untuk membuat judul dari buku yang kita tulis, maka selanjutnya ada beberapa trik yang bisa kita gunakan untuk mempercantik judul yang kita buat. Dalam teknik menulis buku, tahap ini menjadi bagian yang krusial karena akan menentukan ketertarikan pembaca terhadap buku yang kita tulis
.

1. Membuat Penasaran | Teknik menulis


Salah satu trik yang menarik untuk membuat judul ketika kita menulis buku yaitu dengan membuat pembaca menjadi penasaran terhadap isi buku yang kita tulis. Dalam hal ini, kita hanya perlu memainkan kata-kata untuk selanjutnya disusun menjadi sebuah judul yang sekiranya dapat membuat pembaca bertanya-tanya. Apabila judul tersebut berhasil membuat pembaca tertarik, maka selanjutnya pembaca akan berusaha untuk mencari isi dari sebuah buku yang kita tulis. Adapun judul yang kita buat bisa bersifat sensasional ataupun kontroversial. Judul yang menantang akan mengguggah pembaca untuk melakukan atau mempraktikkan gagasan-gagasan yang disajikan ke dalam suatu buku. Untuk buku referensi atau buku yang disusun berdasarkan penelitian, ada beberapa judul yang menarik seperti ‘Monarki Yogya? Inkonstitusional?’ karya Aloysius Soni atau ‘Benarkah Hamengku Buwono IX Anggota CIA?’ karya K.Tino. Penulisan judul tersebut bisa dibuat dengan menggunakan kalimat tanya untuk membuat pembaca penasaran.


2. Bombastis | Teknik Menulis


Apabila kita membahas tentang buku populer, maka judul yang bombastis seringkali dikaitkan dengan buku yang laku keras di pasaran (best seller). Meskipun demikian, fenomena tersebut pada dasarnya kembali kepada masing-masing pembaca karena adanya penilaian yang subjektif. Pada dasarnya buku yang memiliki isi bagus harus dibarengi dengan judul buku yang bagus juga. Itulah yang sebenarnya yang dipikirkan oleh penerbit buku.

Apabila isi buku tersebut tidak diimbangi dengan judulnya yang bagus, maka buku tersebut bisa menjadi sia-sia karena tidak dilirik pembeli atau pembaca. Membuat judul yang bombastis untuk buku populer pada dasarnya lebih mudah daripada membuat judul untuk buku teks.

Sebagai contohnya, judul buku populer yang bagus yaitu ‘Rich Dad Poor Dad’ karya Robert Kiyosaki atau ‘Quantum Learning’ karya Boby de Porter. Untuk judul buku teks, adapun contohnya yaitu ‘Sosiologi: dengan Pendekatan Membumi’ karya Henslin atau ‘Statistik: untuk Sains dan Teknik’ karya Harinaldi.

3. Spesifik | Teknik Menulis


Salah satu trik yang bisa kita gunakan untuk membuat judul buku yang menarik yaitu dengan melakukan spesifikasi. Dengan kata lain, judul buku yang spesifik pada dasarnya akan membantu pembaca dalam memahami kemungkinan tulisan yang akan dibahas di dalam buku tersebut. Selain itu, judul buku yang spesifik juga secara tidak langsung akan membantu penulis untuk membatasi ruang lingkup bahasan. Dari sisi pembaca, adanya judul buku yang spesifik akan mempermudah pembaca dalam memahami kajian yang akan dibahas di dalam buku tersebut. Sebagai contohnya, kita bisa membuat buku dengan judul ‘Kinerja Presiden SBY 2009-2014’. Judul tersebut secara tidak langsung menyiratkan bahwa tulisan yang akan dibahas terkait dengan kinerja presiden SBY di tahun 2009-2014 sehingga buku tersebut tidak akan membahas kinerja presiden tersebut di tahun 2004-2009. Dengan demikian, bahasan yang diungkapkan bisa lebih terarah dan mengena pada sasarannya.

4. Powerful | Teknik Menulis


Dalam hal teknik menulis buku, pemilihan kata atau diksi menjadi hal yang cukup penting. Salah satu trik yang bisa digunakan untuk membuat judul buku yang menarik yaitu dengan memasukkan unsur ketegasan di dalam frasa atau kalimat yang kita buat. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan kata kerja untuk membuat judul yang kita buat terlihat lebih bertenaga.

Sebagai contohnya ada beberapa judul yang serupa, tetapi memiliki kekuatan atau ketegasan yang berbeda yaitu ‘Geografi Pariwisata’ (kurang bertenaga), ‘Menelusuri Geografi Pariwisata’ (cukup bertenaga), dan ‘Menguak Geografi Pariwisata’ (lebih bertenaga). Dari contoh tersebut tentu cukup jelas bahwa kita bisa menggunakan diksi yang lebih menarik untuk dibaca. Beberapa hal tersebut yang setidaknya dapat dijadikan pertimbangan dalam membuat judul ketika kita sedang menulis buku untuk diterbitkan.

Semoga artikel ini bermanfaat!

Suka artikel ini? Ayo pelajari lagi tentang penerbit buku atau sistem penerbitan buku!
Sudah punya tulisan? Naskah? Ayo terbitkan disini!


[bk][/mag]





Baca juga:

Teknik Menulis Buku Pertama Supaya Lolos Ke Penerbit Buku Idaman!

Rabu, 07 September 2016

Teknik Menulis Buku Pertama Supaya Lolos Ke Penerbit Buku Idaman!

Teknik Menulis Buku Pertama Supaya Lolos Ke Penerbit Buku Idaman!


Teknik Menulis | Teknik Menulis Buku | Teknik Menulis Buku Pertama | Cara Membuat Buku

Pernahkah Anda ingin mempunyai buku, tapi tidak tahu cara memulainya? Sudah membaca berbagai macam tips dan teknik menulis namun malah bingung mengaplikasikannya? Atau Anda takut untuk mengirimkannya ke penerbit buku?

Pernahkah Anda mulai menulis buku, tapi mandeg dan tidak tahu cara melanjutkannya? Atau malah tergelincir dari rencana semula? Memang tidak ada aturan baku dalam teknik menulis buku. Para penulis memiliki aturan masing-masing yang dianggap nyaman ketika menulis buku.

Banyak sekali tips-tips menulis yang dibagikan para penulis, namun cara berikut cukup efektif membantu mengasah teknik menulis buku, terutama buat yang masih pemula. Cara berikut diberikan oleh C.S. Lewis (penulis terkenal dari buku seperti Chronicles Narnia) kepada seorang fansnya. Waktu itu, ada seorang siswi Amerika menulis kepada penulis favoritnya C.S Lewis meminta saran tentang bagaimana menjadi penulis baik. Penulis tersebut mengirimnya daftar beberapa aturan dalam menulis. Tips ini memang sudah berusia 51 tahun, namun beberapa dari mereka masih bisa diterapkan dan banyak membantu untuk calon penulis.

Pahamilah setiap kata yang Anda gunakan 


Jadikanlah keinginan untuk mempelajari kosakata baru dan menggunakannya dalam tulisan Anda sebagai sebuah hobi. Tujuannya bukanlah untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang berlebihan, tetapi untuk berkomunikasi dengan lebih tangkas. Kosakata yang luas akan menambah isi dari tulisan Anda. Beberapa penulis menggunakan kata-kata yang hanya dimengerti sekilas oleh mereka, tetapi pastikanlah agar Anda betul-betul memahami setiap kata yang Anda gunakan. Sebuah kamus yang tebal dapat menjadi keuntungan bagi seorang penulis, tetapi demi efisiensi, Anda boleh saja memakai kamus elektronik di komputer Anda.

Tulislah mengenai hal-hal yang menarik bagi Anda. Jika Anda tidak memiliki ketertarikan terhadap apa pun, maka Anda tidak akan menjadi seorang penulis.


Dua kalimat di atas mengandung kebenaran. Terlalu banyak penulis yang menyelesaikan karyanya karena didorong oleh mendapat uang, atau tenggat waktu daripada karena didorong oleh keinginan menghasilkan karya yang indah. Kewajiban, keuntungan, atau sebuah tenggat waktu sering kali menurunkan ambisi yang kita miliki, tetapi tentu saja akan menjadi sangat menarik jika kita bisa menggabungkan ketiga elemen itu. Korbankanlah semua yang Anda miliki jika harus, tetapi jangan pernah mengorbankan ambisi menulis Anda. Ambisi menulis Anda merupakan sebuah elemen penting dalam penulisan Anda.

Bacalah buku-buku yang bermutu dan hindarilah berbagai macam majalah.


Jika Anda tertarik untuk mengasah teknik menulis buku, maka Anda perlu membaca buku-buku yang bermutu. Isilah pikiran Anda dengan materi-materi yang berkualitas tinggi, dan tak lama kemudian Anda akan dapat mereproduksinya dalam tulisan-tulisan Anda. Sering kali para penulis dibuat bingung dengan dua pilihan; menulis karya yang bagus atau menulis karya yang menjual? Idealnya, karya yang Anda tulis itu memiliki kualitas sastra yang baik dan akan menjadi karya yang populer, dan jalan menuju kepada hal itu adalah dengan membaca buku-buku yang bermutu. Gaya tulisan adalah sesuatu yang penting dan paling baik diserap dari membaca buku-buku yang telah melewati ujian waktu. Saat ini banyak sekali penerbit yang mengeluarkan buku-buku bermutu dengan harga yang terjangkau.


Matikan radio, TV, ataupun mulitimedia sejenisnya.


Belakangan ini, para penulis mungkin juga perlu mematikan televisi, iPod, atau streaming musik dari internet, bila perlu matikan handphone Anda atau ganti dalam mode senyap. Beberapa penulis yang menyatakan bahwa suara-suara tertentu dapat mendorong kreativitas mereka, tetapi ada juga yang tidak memercayainya, dan tampaknya penulis terkenal seperti C.S. Lewis pun tidak memercayainya. Menulis buku adalah aktivitas sunyi, aktivitas ini membutuhkan ruangan dalam pikiran kita untuk membentuk kata-kata, sehingga aktivitas apa pun yang bersaing untuk mendapatkan ruangan dalam pikiran kita akan mengurangi kualitas tulisan. Penulis yang baik adalah penulis yang mampu untuk menjalani kesendirian dan tidak membutuhkan pengisi apa pun.

Sampaikan dengan jelas.


Ingatlah bahwa pembaca Anda tidak dapat membaca pikiran Anda. Jangan lupa menyampaikan apa yang perlu mereka ketahui dengan persis, agar mereka dapat mengerti apa yang Anda maksudkan. Deskripsikan sebuah kondisi dengan gaya penulisan Anda sehingga teercipta sebuah keelokan. Keelokan dan kualitas tulisan akan dapat dicapai melalui kejelasan tentang apa yang ingin disampaikan, karena itulah kejelasan menjadi tujuan utama.

Kulihat sebuah kursi roda. Duduk di kursi roda itu, seorang tua yang wajahnya tak bisa kulihat dengan jelas karena memakai topi laken seperti aku. Rambutnya gondrong dan sudah memutih seperti diriku, namun ketuaannya bisa kulihat dari tangannya yang begitu kurus dan kulitnya yang sangat keriput. (Cerpen Ritchie Blackmore karya Seno Gumira Ajidarma dalam buku Kematian Donny Osmond). Kalimat tersebut terlihat lebih indah daripada Aku lihat seorang tua duduk di kursi roda.

Simpanlah tulisan-tulisan Anda yang tidak terpakai karena Anda pasti akan membutuhkannya suatu saat nanti.


Segala sesuatu terbentuk dari berbagai materi yang lain. Seorang penulis perlu memiliki sebuah jurnal menulis karena sebagai manusia kita dapat dengan mudah melupakan sesuatu, baik berupa rencana, ide cerita, kata-kata, kalimat percakapan, peristiwa, serta berbagai pengalaman. Kebanyakan penulis pernah menulis paragraf yang tak tuntas, karya yang tak selesai, maupun hasil karya yang ditolak, namun Lewis mengingatkan kita untuk menyimpan semua itu dan menggunakannya sebagai sumber karya tulis yang lain.

Anda membutuhkan kemampuan untuk mengenali rima dari kata-kata yang Anda tulis, tapi suara berisik dari mesin ketik dapat mengganggu Anda.


Sekali lagi Lewis menekankan pentingnya irama dari kata-kata yang kita susun, tetapi dari seluruh nasihat yang diberikannya, mungkin ini adalah saran yang paling kuno. Keyboard komputer yang kita miliki sekarang ini mungkin tidak seberisik mesin ketik. Saya telah menggunakan banyak metode yang berbeda untuk menuangkan pikiran saya ke atas kertas, tetapi ketika saya ingin mencurahkan yang terbaik untuk tulisan saya, saya akan menulis pemikiran saya di atas kertas tulis dengan gaya tulisan saya sendiri. Saya rasa C.S. Lewis akan tersenyum melihat orang-orang yang dapat menghubungkan pikiran dengan tangannya, dengan cara yang sangat elemental. Itulah yang dilakukan C.S. Lewis, sehingga ia dapat menghasilkan buku-buku yang berkualitas baik.

Menulislah dengan telinga, bukan dengan mata. Buatlah setiap kalimat terdengar baik


Ini adalah aturan Lewis yang terpenting. Di dalam tulisan yang baik terdapat irama-irama tertentu, dan sebaiknya Anda menemukan irama Anda sendiri. Hal ini menjadi sebuah alasan baik yang lain untuk mematikan radio, televisi, atau musik selagi Anda menulis. Para penulis yang berpengalaman mengetahui bahwa setiap kalimat tidak selalu terdengar baik, sehingga Anda perlu menuangkan pikiran-pikiran Anda terlebih dahulu ke atas kertas coretan sebelum kembali ke draf yang sedang Anda kerjakan, lalu "menyetel" bunyi kalimat-kalimatnya sesuai dengan gaya Anda.

Teknik menulis buku adalah suatu keterampilan. Mau menulis tentang buku ilmu pasti semacam matematika, komputer, sampai buku fiksi sekalipun, butuh teknik. Anda akan memulainya sebagai seorang amatir, berjuang sebagai seorang pembelajar sampai akhirnya berkembang menjadi seorang ahli seperti C.S. Lewis. Karena menulis adalah keterampilan dan bukan bakat, setiap orang seharusnya dapat memiliki keterampilan ini dan menjadi ahli seiring berjalannya waktu. Tetapi harus diingat bahwa waktu yang Anda miliki harus diinvestasikan untuk benar-benar menulis, bukan sekadar berpikir atau berkeinginan untuk menulis saja selain membaca karya-karya dari orang-orang yang telah menjadi ahli dalam keterampilan ini.

Demikian artikel ini ditulis. Jika Anda ingin menambah ilmu pengetahuan Anda lagi tentang teknik menulispenerbit buku, atau cara menerbitkan di penerbit buku, Anda bisa ke artikel sebelumnya. Semoga naskah Anda diterima di penerbit buku idaman Anda. Salam integritas!


Rahasia TEKNIK MENULIS Novel BEST SELLER!

Rahasia TEKNIK MENULIS Novel BEST SELLER!


teknik menulis | teknik menulis buku | teknik menulis cerita


Apa rahasia sebuah novel sehingga bisa menjadi best seller? Apakah kualitas sastra tulisannya? Apakah karena penerbit buku yang menerbitkannya? Rasanya tidak. Tidak ada yang tahu pasti, tapi tetap ada teknik menulis di dalamnya. 



Mengasah Teknik Menulis? Sayang sekali, fakta menunjukkan novel bagus belum tentu laris dan novel laris juga belum tentu punya kualitas tulisan yang bagus. Saya setuju jika dikatakan menerbitkan novel adalah sebuah perjudian. Makanya banyak yang menyarankan tulislah cerita yang kau sukai. Entah itu novelmu menjadi best seller atau tidak, kepuasan sudah kau miliki.

Berapa kali setelah selesai membaca sebuah novel Anda berkata, “Saya bisa menulis buku seperti ini.” Tahukah Anda bahwa Anda benar. Kita semua, saya yakin, memiliki sedikitnya satu novel di dalam pikiran atau hati kita. Penulis novel Toni Morrison mengatakannya seperti ini: “Jika ada satu buku yang benar-benar ingin Anda baca dan belum pernah ada yang menulis buku itu sebelumnya, maka Anda harus menulisnya.”

Teknik menulis buku bukan hal yang mudah. Namun, setiap hari selalu ada buku yang diterbitkan.

Pada tahun 1996, menurut Books in Print, ada 1,3 juta judul buku diterbitkan. Jumlah buku yang diterbitkan di Amerika Serikat pada tahun 1996 saja berjumlah 140.000. Dan tiap tahun, jumlah buku yang diterbitkan makin banyak. Jadi, mengapa Anda tidak mulai teknik menulis buku Anda?

Mulailah dengan perasaan murni

Apa yang membuat seseorang menjadi penulis? Mungkin hal itu didorong oleh sebuah peristiwa—peristiwa yang terjadi di tahap awal kehidupan dan membentuk ketertarikan dan kesadaran-diri sang penulis.

Ambil contoh kasus Jose Saramago, penulis berbahasa Portugis pertama yang menerima Hadiah Nobel Sastra. Putera seorang petani dan seorang ibu yang buta huruf ini dibesarkan di sebuah rumah yang tidak memiliki buku, dan dibutuhkan waktu hampir 40 tahun baginya untuk beralih dari buruh pabrik logam ke pegawai pemerintahan ke editor penerbit buku hingga ke editor surat kabar. Usianya telah menginjak 60 tahun saat ia mulai menerima pengakuan di dalam dan luar negeri dengan dua karyanya, Baltasar dan Blimunda.

Saat masih kanak-kanak, ia menghabiskan liburan di rumah kakeknya di desa yang bernama Azinhaga. Saat kakeknya menderita stroke dan dibawa ke Lisbon untuk dirawat, Saramago masih bisa mengingat peristiwa yang terjadi kala itu, “Ia pergi ke halaman rumahnya, di mana tumbuh segelintir pohon, pohon fig, pohon zaitun. Lalu ia mendatangi mereka satu persatu, memeluk pohon tersebut dan menangis, mengucapkan selamat tinggal kepada mereka karena ia tahu tidak akan pernah kembali. Jika Anda menyaksikan hal itu, hidup dengan hal itu, dan hal itu ternyata tidak meninggalkan kesan apa-apa dalam hidup Anda selanjutnya,” ucap Saramago, “maka Anda tidak mempunyai rasa.”


Mulailah dengan perasaan murni. Ubahlah hal itu menjadi prosa.


Apa yang Diperlukan?


Saya yakin jika Anda bisa menulis sebuah kalimat yang sederhana (terlebih, inilah yang ditulis oleh Ernest Hemingway), mengamati dunia di sekitar Anda, dan ingin menulis buku yang bisa dijual—sungguh-sungguh menginginkannya, bukan hanya sekedar menginginkan saja—maka Anda pasti bisa melakukannya. Saya tidak percaya orang bisa menjadi penulis dengan mengikuti workshop teknikmenulis, membaca buku, atau bahkan membaca artikel ini. Tulisan muncul dari sesuatu yang ada dalam diri seorang penulis.

Berlatih hebat


Latih terus kemampuan teknik menulis Anda. Jangan pernah berhenti menulis. Sebab menulis itu seperti berenang. Semakin tinggi “jam terbang Anda”, maka keahlian Anda akan semakin baik. Pepatah mengatakan, “Ala bisa karena biasa.” Yap, Anda harus biasa dulu, baru bisa.

Anda tidak akan menjadi penulis novel best seller bila tidak berlatih seperti penulis best seller.


Membaca hebat


Banyak-banyaklah membaca novel berkualitas. Tubuh kita seperti mesin produksi, bahan mentahnya adalah bacaan, dan produk yang dihasilkan adalah tulisan. Artinya, kegiatan membaca bagi seorang penulis novel sangatlah penting. Tulisan Anda akan diwarnai oleh bacaan yang Anda lahap.

Bila Anda rajin membaca novel cinta, Anda akan tahu cara menulis novel cinta.Bila Anda sering membaca novel misteri, Anda akan mudah menciptakan novel misteri.Bila Anda sering membaca novel horor, Anda akan senang menulis novel horor.Bila Anda sering membaca novel anak, Anda akan tahu cara membuat novel anak."Dan seterusnya dan seterusnya…"

Kita dipengaruhi oleh bacaan kita. Bila kita sering membaca novel best seller, kita juga akan cepat beradaptasi dan cepat belajar dari tulisan best seller itu.

Bila Anda ingin menulis novel yang bagus dan menarik seperti “Laskar Pelangi” misalnya, maka sering-seringlah membaca novel yang kualitasnya seperti itu dijamin Anda akan ketularan! Anda akan tahu bagaimana cara menulis novel best seller dan menarik.

Tips yang saya sampaikan di atas mungkin terkesan sangat sederhana bagi Anda. Mungkin Anda berkata dalam hati, “Ah, kalau tips menulis novel seperti ini mah, saya sering dengar. Apa tidak ada tips menulis novel yang lain?”


Apakah Mungkin?

Hal ini telah terbukti. Para penulis besar telah melakukannya berulang kali. Saya tahu bagaimana rasanya meluangkan waktu satu atau jam sehari (atau semalam) untuk mengasah teknik menulis buku. Sungguh tidak mudah untuk menguasai teknik menulis, apalagi jika Anda memiliki pekerjaan tetap, keluarga, dan tanggung-jawab, namun hal itu bisa dilakukan. Kebanyakan penulis faktanya harus menjalani dua kehidupan saat mereka menulis novelnya. Namun, begitu Anda berhasil menjual buku pertama Anda, maka Anda memiliki kemampuan untuk meninggalkan pekerjaan harian Anda dan mengabdikan sisa hidup Anda untuk menulis buku secara total.

Para penulis besar telah melakukannya!

Tentu saja Anda mempunyai pekerjaan. Tentu saja Anda memiliki keluarga. Namun kedua hal itu tidak menghalangi para penulis besar di masa lalu. Penyair Wallace Stevens bekerja sebagai wakil direktur sebuah perusahaan asuransi dan seorang pakar di bidang pasar obligasi. T.S. Elliot muda awalnya adalah seorang bankir. William Carlos Williams merupakan seorang dokter anak. Robert Frost adalah seorang pemilik peternakan ayam. Hart Crane bekerja membungkus permen di gudang ayahnya, dan kemudian bekerja menulis teks iklan. Stephen Crane bekerja sebagai koresponden perang. Marianne Moore bekerja di Perpustakaan Umum New York. James Dickey bekerja di sebuah biro iklan. Archibald MacLeish adalah Direktur Kantor Fakta dan Angka selama Perang Dunia II. Jadi Anda tentu saja bisa melakukannya.

Anda mungkin tidak percaya?

Penulis novel best seller lain juga melakukan itu, termasuk Andrea Hirata. Dia sangat suka membaca novel yang baik dan menarik. Ia memiliki banyak koleksi bacaan berkualitas sehingga ia jadi ketularan.

Praktekkan saja tips menulis novel yang bagus di atas. Saya yakin, suatu saat nanti Anda akan sehebat Andrea Hirata, bahkan lebih hebat lagi!

Teknik Menulis? Mari kita Mulai!

Sinclair Lewis diundang untuk berbicara di hadapan sejumlah mahasiswa tentang seni menulis. Ia berdiri di muka kelas dan bertanya, “Berapa banyak dari Anda yang sungguh-sungguh serius ingin menjadi penulis?” Sejumlah orang mengangkat tangan. Lewis kemudian bertanya, “Jadi, mengapa Anda semua tidak pulang ke rumah dan menulis?” Setelah mengucapkan hal itu ia pun pergi keluar dari ruangan. Jadi kini saatnya bagi Anda untuk menulis dan berani terbitkan di penerbit buku!

[ak][/mag]