4 Hal yang WAJIB Disunting Dalam Teknik Menulis Agar Lolos ke Penerbit Buku
Teknik menulis buku tidak hanya selesai ketika kita sudah berhenti melakukan proses penulisan, tetapi ada proses yang lebih rumit lagi yaitu penyuntingan. Semua itu agar naskah kita nantinya dapat diterima oleh penerbit buku yang kita inginkan
1. Gaya Bahasa | Teknik Menulis
Bagian
lain yang juga penting untuk kita perhatikan adalah bagian gaya bahasa. Gaya
bahasa ini lebih menekankan pada keteraturan kita dalam teknikmenulis buku.
Artinya apakah tulisan kita sudah bertutur dan mengalir. Apabila tulisan kita
memiliki gaya bahasa yang baik, maka biasanya pembaca akan dengan mudah
menikmati tulisan yang sudah kita buat tersebut.
Proses penyuntingan pada
bagian ini sebenarnya lebih baik dilakukan oleh kita sendiri sebagai seorang
penulis. Hal tersebut menjadi penting karena gaya bahasa seseorang mencerminkan
karakternya sendiri. Ketika gaya bahasa yang sudah kita buat diubah oleh editor
atau orang lain, maka ciri khas atau karakter kita sebagai seorang penulis
tidak akan terlihat.
Perlu kita akui bahwa setiap penulis biasanya memiliki
gaya bahasanya sendiri. Apabila kita tetap menyerahkan proses penyuntingan
bagian gaya bahasa tersebut tetap diserahkan kepada orang lain, maka kita perlu
memastikan bahwa mereka tidak banyak mengubah karakteristik tulisan kita.
2. Rasa Bahasan | Teknik Menulis
Bagian
terakhir yang tidak kalah pentingnya dalam proses penyuntingan tulisan adalah
rasa bahasa. Rasa bahasa yang dimaksud adalah pemilihan kata yang sesuai dengan
tema atau segmen pembaca yang kita pilih. Sebagai contohnya, kata indah, elok,
keren, dan bagus pada dasarnya memiliki makna yang sama.
Meskipun demikian,
kata-kata tersebut tidak bisa kita gunakan ke dalam semua jenis tulisan.
Artinya penggunaan kata-kata tersebut harus disesuaikan dengan konteks tulisan
yang kita buat supaya rasa bahasanya tepat. Sedikit terasa rancu dan aneh
ketika kita menggunakan bahasa keren dalam buku yang sebenarnya bersifat ilmiah
dan cenderung kaku. Kata tersebut sebenarnya lebih cocok digunakan untuk jenis
tulisan yang cenderung santai dan tidak terlalu terikat pada aturan. Oleh
karena itu, kita juga harus memiliki pengetahuan terkait dengan pemilihan
kata-kata tersebut dalam teknik menulis.
3. Logika Bahasa | Teknik Menulis
Bagian
lain yang tidak kalah penting ketika melakukan proses penyuntingan adalah
logika bahasa. Logika bahasa memiliki artian bahwa apakah tulisan yang kita
tulis tersebut mudah dipahami oleh para pembaca, khususnya kaitannya dengan
logika atau pola pikir yang kita gunakan. Banyak kalimat yang susunannya
terbalik, sehingga banyak bagian dari tulisan tersebut yang logikanya juga
terbalik. Bagian ini juga sedikit rumit karena kita sebagai penulis harus
memastikan apakah tulisan yang kita susun sudah runtun pola pikirnya.
Artinya
ketika pembaca tersebut membaca tulisan kita, topik yang kita bahas di dalam
tulisan tidak berputar-putar. Dengan kata lain, kita tetap fokus pada topik
yang sedang kita bahas. Dalam pembahasannya, kita juga harus membuat jalan
pikiran yang mudah dimengerti oleh para pembaca, terlebih ketika segmen pembaca
tersebut tidak sesuai dengan bidang keilmuan yang kita tekuni.
Beberapa
contoh bagian dari logika bahasa yang bisa kita perhatikan yaitu terkait dengan
pembuatan atau pemilihan jenis paragraf. Dalam teknik menulis buku, tentu kita
akan menuliskan gagasan atau ide kita dalam bentuk paragraf yang terdiri dari
beberapa kalimat. Sebelumnya tentu kita harus mengetahui bahwa dalam menulis,
ada beberapa jenis paragraf yaitu deskriptif, naratif, induktif, dan deduktif.
Ketika kita sudah memahami masing-masing jenis tersebut, langkah selanjutnya
adalah dengan mengaplikasikannya dalam tulisan kita. Oleh karena itu, ketika
melakukan proses penyuntingan, hal yang kita perhatikan adalah keruntutan
paragraf yang kita buat tersebut. Kita juga harus memastikan jenis paragraf
yang kita gunakan. Jangan sampai kita tidak mengetahui hal tersebut.
4. Ejaan Yang Disempurnakan | Teknik Menulis
Ejaan Yang Disempurnakan menjadi salah satu bagian yang paling
vital ketika kita mengasah teknik menulis buku. Bahkan banyak kesalahan yang
dilakukan oleh penulis berada di bagian ini. Banyaknya kesalahan yang dilakukan
tersebut pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari sifat ejaan itu sendiri yang
lebih mengandalkan aspek teknis daripada substansi
Beberapa hal yang menjadi
bagian dari ejaan yaitu penggunaan huruf besar atau kecil, kata depan, spasi,
ejaan nama orang atau nama tempat, dan lain sebagainya. Meskipun terlihat sepele,
kesalahan yang kita buat dalam hal ejaan tentu juga akan berdampak pada
kenyamanan pembaca ketika ingin menikmati tulisan kita tersebut. Semakin banyak
pembaca menemukan kesalahan yang kita buat pada bagian ini, tentu pembaca akan
mempertanyakan kemampuan kita dalam teknik menulis. Hal tersebut tidak
dapat dilepaskan dari ekspetasi pembaca dimana seorang penulis adalah mereka
yang mengerti dan paham tentang dunia kepenulisan.
Selanjutnya,
apabila proses penyuntingan dilakukan oleh penulis sendiri, maka konsekuensinya
akan lebih besar. Artinya penulis juga harus menguasai teknis-teknis
kepenulisan, mulai dari hal yang sederhana hingga hal yang lebih rumit. Bahkan
untuk melakukan proses penyuntingan pada bagian ejaan ini, seorang penulis
membutuhkan waktu yang relatif lama.
Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari
tingkat kesulitan yang ada ketika kita ingin memperbaiki bagian ejaan. Selain
itu, bagian ejaan tersebut cenderung lebih rumit karena kita harus membacanya
secara pelan-pelan supaya tidak ada bagian yang kita lewati, sekalipun itu
berkaitan dengan tanda baca. Oleh karena itu, apabila kita merasa tidak terlalu
paham dengan ejaan, maka kita bisa meminta bantuan orang lain untuk melakukan
proses penyuntingan tersebut.
Semoga artikel ini bermanfaat! Pelajari lebih banyak lagi disini!
[bw][/mag]
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar